4 Alasan Generasi Milenial Tidak Dapat Meraih Kesuksesan Menurut Simon Sinek (Part 1)
Sumber: okezone.com

Finance / 5 July 2023

Kalangan Sendiri

4 Alasan Generasi Milenial Tidak Dapat Meraih Kesuksesan Menurut Simon Sinek (Part 1)

Bella Tiurma Official Writer
1443

Generasi milenial merupakan generasi yang memiliki rentang kelahiran dimulai dari tahun 1984 dan seterusnya. Menurut Simon Sinek, generasi milenial merupakan generasi yang sulit diatur, merasa memiliki hak, narsis, mementingkan diri sendiri, tidak memiliki fokus yang konstan, malas, dan generasi yang membuat kebingungan bagi para pemimpin. 

Ketika generasi milenial diajukan sebuah pertanyaan mengenai apa yang mereka inginkan dalam dunia pekerjaan. Tak jarang mereka akan menjawab bahwa mereka menginginkan tempat kerja yang sudah memiliki tujuan, tapi mereka juga menginginkan untuk membuat dampak di dalamnya. 

Namun, apa yang mereka lakukan sesuai dengan apa yang mereka inginkan, dengan beberapa alasan mereka tetap tidak merasakan kebahagiaan di dalam pekerjaannya. Bahkan mereka merasa bahwa ada beberapa bagian yang hilang ketika mereka kerjakan. 

Simon Sinek telah mempelajari dan memecahkan hal yang menjadi pergumulan generasi milenial ke dalam 4 bagian, 4 hal, dan 4 karakteristik yang membuat mereka tidak dapat meraih kesuksesan tersebut.

 

Baca Juga : 10 Jenis Bisnis Ini Banyak Digeluti Kaum Milenial. Mana yang Bikin Kamu Tertarik? (2-2)

 

1. Pengasuhan atau Parenting

Pada umumnya, generasi milenial memiliki pengasuhan dan dibesarkan dengan suatu strategi pengasuhan yang gagal. Seperti halnya mereka secara terus-menerus ditanamkan bahwa mereka adalah seorang yang spesial, bahkan dibentuk sebuah pola pikir bahwa mereka mampu memiliki apapun yang diinginkan. 

Ketika kita melihat ke masa sekolah dan masuk ke dalam kelas unggulan bukan karena kelayakan yang dimiliki dirinya. Tetapi karena usaha yang dilakukan oleh orangtua yang mengajukan protes, bahkan mampu melakukan manipulasi terhadap nilai. Hal ini dilakukan oleh sebagian guru dengan dalih tidak ingin memiliki urusan dengan orangtua murid. 

Oleh karena itu, ketika kita melihat generasi milenial yang telah menyelesaikan pendidikannya dan memasuki dunia pekerjaan, serta didorong untuk menjalani dunia nyata. Secara langsung mereka disadarkan pada kenyataan bahwa mereka tidaklah istimewa, tidak ada satupun orangtua yang mampu memberikan sebuah promosi di dalam pekerjaannya, dan mereka tidak dapat memiliki hanya karena keinginan pribadinya semata. 

Segala hal yang telah dibentuk oleh generasi milenial di masa lalu secara instan hancur. Sehingga membuat generasi milenial tumbuh dengan harga diri yang lebih rendah dibadningkan dengan generasi sebelumnya. 

2. Teknologi 

Generasi yang tumbuh dalam perkembangan dunia media sosial, seperti Facebook dan Instagram. Membuat mereka memiliki kelebihan dalam memasang filter pada berbagai hal. Dimana mereka mampu memberikan gambaran kepada orang lain tentang betapa luar biasanya kehidupan yang dijalaninya, meskipun mereka merasakan tingkat depresi yang tinggi. 

Keterlibatan media sosial dan ponsel yang kita miliki mampu melepaskan sebuah zat kimia yang memberikan kenikmatan, disebut dengan dopamin. Itulah sebabnya ketika kita berselancar di media sosial dan menerima notifikasi ketertarikan seseorang dengan menyukai konten yang kita berikan di media sosial, sama halnya dengan kita menerima dopamin yang terasa enak.

 

Baca Juga : Super Receh, Tapi Nyatanya Ini 3 Hal Yang Bikin Para Milenial Bangkrut!

 

Hal inilah yang membuat generasi milenial secara terus-menerus kembali lagi untuk berselancar di media sosial. Karena dopamin merupakan zat kimia yang memberikan kenikmatan sama dengan halnya kita merekok dan berjudi. 

Secara umum, kita memiliki batasan usia yang diperbolehkan untuk merokok, berjudi, bahkan mengonsumsi minuman alkohol. Tetapi tidak ada ketentuan pasti dalam batasan usia yang dimiliki untuk berselancar di media sosia dan penggunaan ponsel. 

Oleh karena itu, teknologi menjadi salah satu alasan yang penting terkait kesuksesan yang akan generasi milenial raih. Karena kita memiliki akses yang tak terbatas ke dalam perangkat dan media penghasil dopamin. Tumbuh dewasa dengan pengaruh dopamin dari teknologi mampu membuat banyak anak tidak memahami bagaimana caranya membentuk sebuah hubungan yang bermakna dan mendalam. 

Banyak dari generasi milenial merasakan menjalin hubungan pertemanan yang sangat kecil. Dimana tidak ada ketergantungan yang dimiliki oleh dirinya sendiri dengan teman-temannya, bahkan mereka menyadari bahwa seseorang akan meninggalkannya ketika ada orang lain yang lebih baik dari dirinya yang datang dalam kehidupan. 

Dengan demikian, hubungan yang mendalam tidak akan terjadi diantara diri sendiri dengan orang lain. hal ini dikarenakan generasi milenial tidak pernah untuk melatih bagaimana menjalin hubungan yang mendalam. Bahkan situasi yang lebih buruk dapat terjadi, ketika mereka tidak mampu dan terbiasa dalam mengatasi setres. Sehingga saat kondisi itu muncul dalam kehidupannya, mereka tidak akan datang ke orang lain. Tetapi mereka akan datang dan beralih ke ponsel, media sosial, dan hal-hal yang memberikan kelegaan sementara. 

Simon Sinek menyatakan bahwa beberapa ilmuwan menyatakan tentang seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktunya berselancar di media sosial memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi. Konsep ini sama halnya dengan seseorang yang mengonsumsi alkohol sebenarnya tidak buruk, tetapi mengonsumsi yang berlebihan yang akan memberikan dampak yang tidak baik. Melalui konsep ini, media sosial dan ponsel merupakan sesuatu yang tidak salah selama penggunanya tidak menggunakan secara berlebihan. 

Inilah 2 dari 4 hal yang menjadi alasan mengapa banyak generasi milenial tidak dapat mencapai kesuksesan menurut Simon Sinek. Ingin tahu dua hal lainnya? Nantikan pembahasannya di artikel selanjutnya!

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami